Kamis, 23 Juni 2011

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR FISIOLOGI TUMBUHAN
IMBIBISA AIR



OLEH
      NAMA             : NUR HAFIFAH HIDAYATULLAH
    NPM                 : 09201020013
    PRODI              : AGRIBISNIS
                        SEMESTER   : 3 (TIGA




FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2010



A.            Latar Belakang :
Imbibisi merupakan penyerapan air oleh imbiban.
Contoh:
Penyerapan air oleh benih.
Syarat terjadinya Imbibisi adalah :
1.      Adanya perbedaan potensial antara benih dengan larutan, dimana potensial benih lebih keil dibandingkan dengan potensial larutan.
2.      Adanya tarik menarik yang spesifik antara air dengan benih.
3.      Benih memiliki partikel koloid yang merupakan matriks, bersifat hidrofil berupa protein, pati, selulosa.
4.      Benih kering memiliki Ψ sangat rendah.
Volume air yang diserap + volume biji mula-mula >volume biji setelah menyerap air, sebagian air telah digunakan untuk menjalankan proses metabolisme. Proses metabolism:
Aktivasi enzim, Hidrolisis cadangan makanan, Respirasi.
B.            Tujuan :
Memahami proses imbibisi molekul organic dan menghitung kecepatan imbibisinya.

C.           Alat dan bahan yang dibutuhkan :
1.      Timbangan analitik
2.      Gelas beaker (250 ml)
3.      Kacang Tanah (100 g)
4.      Kacang kedelai (100 g)
5.      Gelas Piala
6.      Pet Ridis
7.      Air secukupnya
D.           Prosedur Kerja:
1.      Timbang 100 g Kacang Tanah dan 100 g  Kacang Kedelai dengan Timbangan Analitik menggunakan Pet Ridis .
2.      Masukkan masing-masing Kacang Tanah dan Kacang Kedelai ke dalam  Gelas Beaker.
3.      Rendam biji tersebut dengan air sekitar 100 ml, ukur air menggunakan gelas piala.
4.      Rendam biji tersebut selama 15 menit.
5.      Setelah perendaman mencapai 15 menit tiriskan biji tersebut.
6.      Timbang kembali masing-masing biji yang sudah direndam dengan timbangan analitik. Dan analisis perbedaan berat biji ketika sebelum direndam dan sesudah direndam.
7.      Buat grafik hubungan waktu perendaman dengan banyaknya air yang diserap oleh masing-masing biji.

E.            Pengamatan :
Jumlah air yang diserap = Berat biji kacang (sesudah perendaman-sebelum perendaman).
1.      Kacang Tanah
Jumlah Air yang diserap = 121,09 – 100
                                        =   21,09
2.      Kacang Kedelai
Jumlah Air yang diserap = 132, 67 – 100
                                        =   32, 67
3.      Dengan waktu  perendaman yang sama yaitu 15 menit Kacang kedelai lebih banyak menyerap air dari pada kacang tanah.

Bahan
Berat bahan awal/ sebelum direndam (g)
Waktu perendaman (menit)
Berat bahan sesudah direndam (g)
Jumlah Air yang diserap (ml)
Kacang Tanah
100
15
121.09
21.09
Kacang Kedelai
100
15
132.67
32.67


F.            Hasil
·                Kacang Tanah dan Kacang Kedelai yang  ditimbang masing-masing dengan  berat sama yaitu 100 kg.
·                Kemudian direndam dengan air sebanyak 100 ml selama 15 menit.
·                 Kemudian setelah waktu perendaman selesai dan masing-masing bahan ditimbang kembali ternyata mengalami perubahan berat.
·                 Kacang Tanah yang mula-mula beratnya 100 kg menjadi 121.09. Air yang diserap oleh kacang tanah mencapai 21.09 ml.
·                 Kacang Kedelai yang mula-mula beratnya 100 kg menjadi 132.67. Air yang diserap oleh kacang Kedelai mencapai 32.67 ml.
·                Bahan yang lebih banyak menyerap air adalah Kacang kedelai.
Ket: Waktu perendaman 15 menit

                 1 : Benih Sebelum direndam
                        2 : Benih Sesudah direndam
Pada GRAFIK diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dengan waktu perendaman yang sama yaitu selama 15 menit Kacang kedelai lebih banyak menyerap air dari pada kacang tanah.
G.           Pembahasn
Imbibisi merupakan proses penyerapan air dalam sel-sel imbiban ( biji yang akan berkecambah)proses ini sangat penting karna masuknya air ke dalam biji melalui fitohormon aktif bekerja. Hormon gibrelin akan merangsang aktifitas enzim amylase untuk memecahkan tepung atau (pati) menjadi glikosa di ubah menjadi energy untuk perkecambahan atau di ubah menjadi senyawa karbohidrat yang nantinya bersamasama asam amino akan menyusun struktur sel dan menyusun enzim-enzim baru.
Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat yang hidrofil, seperti protein, pati, agar-agar, gelatin, dan zat lain, sehingga zat tersebut dapat mengembang setelah menyerap air tersebut. (Sasmita mihardja dan siregar, 1996). Banyak sedikitnya air yang dapat di imbibisi oleh suatu zat bergantung pada nilai potensial air disekitarnya.
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen- komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tanaman baru. Komponen biji adalah struktur lain di dalam biji yang merupakan bagian kecambah seperti, calon akar (radicula), calon daun, batang (plumule) dan sebagainya.
Percobaan  untuk proses imbibisi dengan bahan  kacang tanah dan kacang kedelai ini pada awalnya dilakukan penimbangan berat masing –masing benih yaitu kacang tanah dan kacang kedelai. Masing- masing benih di timbang dengan menggunakan timbangan analitik dengan berat masing-masing 100 g. Kemudian benih di rendam dengan air sebanyak 100 ml selama 15 menit. Setelah mencapai waktu 15 menit perendaman maka air dibuang kemudian dilakukan lagi penimbangan pada benih yang telah direndam. Pada saat itulah kita akan melihat perbedaan berat benih pada berat awal sebelum dilakukan perendaman dan setelah dilakukan perendaman. Dapat dilihat berat benih yaitu kacang tanah dan kacang kedelai yang pada awalnya berat masing-masing 100 g mengalami kenaikan berat yaitu:
1.      Kacang Tanah    : 100 g menjadi 121.09 g
2.      Kacang Kedelai : 100 g menjadi  132.67 g
Perubahan berat yang terjadi pada benih kacang tanah dan kacang hijau ini sudah terjadi proses imbibisi. Imbibisi yaitu merupakan proses penyerapan air dalam sel-sel imbiban ( biji yang akan berkecambah)proses ini sangat penting karna masuknya air ke dalam biji melalui fitohormon aktif bekerja. Dan dapat dilihat dengan waktu perendaman yang sama yaitu selama 15 menit Kacang kedelai lebih banyak menyerap air dari pada kacang tanah.


H.           Kesimpulan

·         Pada percobaan didapat berat Kacang tanah dan Kacang kedelai setelah direndam dengan air dengan lama perendaman selama 15 menit yaitu:
Berat kacang tanah    : 100 g menjadi 121,09 g
Berat kacang kedelai : 100 g menjadi 132,67 g

·      Kacang kedelai lebih banyak menyerap air dari pada kacang tanah.


I.               Saran

Sebaiknya Praktikan lebih teliti dalam lagi dalam menghitung berat biji agar tidak terjadi kekeliruan data.





















DAFTAR PUSTAKA



Http : // www. Faperta.UGM.ac.id. / buper. 2008. Imbibisi.

Http : // www. Tedbio. Multiply. Com. 2008. Transportasi Pada Tumbuhan.

Http : // id. wikipedia.org / wiki/ perkecambahan. 2008.

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
Pengukuran Luas Daun Metode Gravimetri



Oleh
Nama        : Nur Hafifah Hidayatullah
NPM                   : 09201020013
Prodi                   : Agribisnis
Semester    : 3 (Tiga)







FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2010
I.                   PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Secara umum pertumbuhan meliputi pertambahan jumlah (pembelahan sel), pertambahan ukuran (pembentangan sel), dan diferensiasi, tetapi bagi peminat agronomi pertumbuhan dapat berarti pertambahan berat kering. Berat kering merupakan tolak ukur yang penting karena mempunyai arti ekonomis. Berat basah biasanya tidak dijadikan tolak ukur kecuali untuk tanaman hortikultura, karena nilainya tidak tetap tergantung kepada status air tanaman. Selain pertambahan berat kering, pertambahan tinggi, volume dan luas daun dapat juga dijadikan tolak ukur pertumbuhan.
Untuk materi praktikum ini akan membahas tentang pengukuran luas daun tanaman, dimana luas daun tersebut dapat diamati dengan dua cara yaitu dengan menggunakan alat fotoelektric misalnya Leaf Area Meter dan atau dengan cara sederhana yaitu dengan menggunakan metode gravimetri (penjiplakan).
B.                 Tujuan
Mengetahui cara mengukur luas daun tanaman dengan menggunakan metode gravimetri (penjiplakan).

II.                PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.                Alat dan Bahan
·         Alat
1.    Alat tulis menulis
2.    Penggaris
3.    Gunting
4.    Timbanngan analitik
·         Bahan
1.    Daun Tanaman (bayam)
2.    Kertas millimeter block

B.            Cara Kerja
1.      Siapkan Daun yang akan diukur luas daunnya.
2.      Pisahkan daun dari akar dan batangnya
3.      Daun dijiplak pada kertas millimeter block.
4.      Dibuat juga pola bujur sangkar dengan sisi berukuran panjang dari daun tersebut.
5.      Jiplakan daun dan pola bujur sangkar yang telah dibuat, digunting lalu ditimbang beratnya.
6.      Setelah diperoleh angka hasil jiplakan daun dan pola bujur sangkar, serta berat timbangan daun dan pola bujur sangkar, kemudian diukur menggunakan rumus sebagai berikut :
L1 =      L2 x M1
                M2
Keterangan:
L1 = LD =Luas Daun (Cm2)
L2 = Luas Pola Kertas
M1 = Berat total pola daun / Jiplakan (gram)
M2 = Berat pola bujur sangkar/ jiplakan (gram)

C.            Parameter Pengamatan

III.             HASIL DAN PEMBAHASAN
A.           Hasil

Tabel : Pengukuran Luas Daun
Daun
Tinggi Daun (cm)
Luas Pola Kertas(cm2)
Daun 1
9
81
Daun 2
5,4
29,16
Daun 3
7,8
60,84
Daun 4
7,5
56,25
Daun 5
5,5
30,25
Daun 6
8
64
Daun 7
4,3
18,49
Daun 8
7,2
51,84
Daun 9
5,6
31,36

 Luas daun diperoleh setelah 9 daun dari  tanaman bayam diambil dan dicetak di atas kertas, cara ini disebut dengan metode gravimetri. Kertas yang telah tercetak bentuk daun, lalu digunting sesuai dengan bentuknya. Kemudian Buat pola bujur sangkar dengan panjang sisi-sisinya seperti tinggi daun. Dari hasil ini dapat diperoleh indeks luas daun. Indeks luas daun memiliki korelasi dengan besarnya proses fotosintesis yang dilakukan oleh tanaman. Semakin tinggi indeks luas daun maka semakin aktif sebuah tanaman dalam melakukan proses fotosintesis. Dapat pula dilihat pada grafik dibawah mengenai pengukuran luas daun.
Grafik 1: Pengukuran Luas Daun


Berat Total :
M= 0,95 g
M= 2,09 g



Perhitungan:
L1 =      L2 x M1
                M2


L1 =81+29,16+60,84+56,25+30,25+64+18,49+51,84+31,36 x 0,95

                                                 2,09
    =          423,19 x 0,95
    
                        2,09

   =          402,0305   
                    
                  2,09

  = 192,3590909
  = 192,36 cm2                   

B.          Pembahasan

Metode ini menggunakan kertas milimeter dan peralatan menggambar untuk mengukur luas daun. Metode ini dapat diterapkan cukup efektif pada daun dengan bentuk daun relatif sederhana dan teratur. Pada dasarnya, daun digambar pada kertas milimeter yang dapat dengan mudah dikerjakan dengan meletakkan daun diatas kertas milimeter dan pola daun diikuti. Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun. Sekalipun metode ini cukup sederhana, waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun relatif lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel banyak.

Mengukur Luas Daun dengan metode Gravimetri dengan menggunakan Kertas Millimeter Blok Langkah Pertama yaitu Siapkan Daun yang akan diukur luas daunnya. Pisahkan daun dari akar dan batangnya. Daun dijiplak pada kertas millimeter block. Dibuat juga pola bujur sangkar dengan sisi berukuran panjang dari daun tersebut. Jiplakan daun dan pola bujur sangkar yang telah dibuat, digunting lalu ditimbang beratnya. Setelah diperoleh angka hasil jiplakan daun dan pola bujur sangkar, serta berat timbangan daun dan pola bujur sangkar, kemudian diukur menggunakan rumus sebagai berikut :
L1 =      L2 x M1
                M2
Keterangan:
L1 = LD =Luas Daun (Cm2)
L2 = Luas Pola Kertas
M1 = Berat total pola daun / Jiplakan (gram)
M2 = Berat pola bujur sangkar/ jiplakan (gram)
Berikut Tabel Pengukuran Luas Daun
Tabel : Pengukuran Luas Daun
Daun
Tinggi Daun (cm)
Luas Pola Kertas(cm2)
Daun 1
9
81
Daun 2
5,4
29,16
Daun 3
7,8
60,84
Daun 4
7,5
56,25
Daun 5
5,5
30,25
Daun 6
8
64
Daun 7
4,3
18,49
Daun 8
7,2
51,84
Daun 9
5,6
31,36

 Luas daun diperoleh setelah 9 daun dari  tanaman bayam diambil dan dicetak di atas kertas, cara ini disebut dengan metode gravimetri. Kertas yang telah tercetak bentuk daun, lalu digunting sesuai dengan bentuknya. Kemudian Buat pola bujur sangkar dengan panjang sisi-sisinya seperti tinggi daun. Dari hasil ini dapat diperoleh indeks luas daun. Indeks luas daun memiliki korelasi dengan besarnya proses fotosintesis yang dilakukan oleh tanaman. Semakin tinggi indeks luas daun maka semakin aktif sebuah tanaman dalam melakukan proses fotosintesis.
Adapun Perhitungannya yaitu:

Berat Total :
M= 0,95 g
M= 2,09 g
L1 =      L2 x M1
                M2


L1 =81+29,16+60,84+56,25+30,25+64+18,49+51,84+31,36 x 0,95

                                                 2,09
    =          423,19 x 0,95
    
                        2,09

   =          402,0305   
                    
                  2,09

  = 192,3590909
  = 192,36 cm2                   



IV.             KESIMPULAN DAN SARAN
A.           Kesimpulan
Pada pengukuran Luas Daun dengan menggunakan Metode Gravimetri dapat disimpulkan:
1.    Metode menggunakan kertas milimeter dan peralatan menggambar untuk mengukur luas daun. Metode ini dapat diterapkan cukup efektif pada daun dengan bentuk daun relatif sederhana dan teratur. Sekalipun metode ini cukup sederhana, waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun relatif lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel banyak.
2.    Berat Total : M= 0,95 g  dan M= 2,09 g
3.  L1= 192,3590909 = 192,36 cm2                   





B.            Saran
1.      Sebaiknya peralatan didalam Laboratorium lebih dilengkapi lagi agar memudahkan Praktikan dalam melaksanakan praktikum.






















DAFTAR PUSTAKA
Zahara,S.2010.Petunjuk Praktikum.Tarakan: Universitas Borneo Tarakan

http: // www.scribd.com/doc/metode kertas milimeter.